Senin, 15 November 2010

Pilihan Sony α A230 – Canon EOS 1000D – Nikon D3000


Oleh : Eko Suhartono, Rudi Hartono dan Sapta Leo Buntaran
Memilih satu diantara ketiga kamera tersebut memang gapang-gapang susah. Ketiga kamera tersebut didesain untuk kalangan entry level atau pendatang baru atau pemula di dunia kamera DSLR, seperti juga saya. Banyak pemula, apalagi jika modal sempit, cukup bingung untuk memilih salah satu diantaranya. Yang jelas ketiga kamera tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan supaya tidak bingung perlu kita perbandingan satu dengan yang lain kelebihan dan kekurangannya sebelum menentukan sikap atau menjatuhkan pilihan untuk membeli. Beberapa aspek utama yang layak menjadi pertimbangan dalam menilai kelebihan-kekurangan ketiga kamera tersebut, yang menurut saya, adalah aspek fitur/kelengkapan kamera, aspek handling/kemudahan penanganan dan pengaturan, aspek performance/kinerja kamera dan tentunya aspek harga kamera dan perlengkapan.
1.      Aspek Fitur
Fitur-fitur yang ditanam pabrikan didalam kamera merupakan salah satu aspek pokok yang perlu dijadikan pertimbangan atau penilaian, karena ketersediaan fitur-fitur tersebut bisa dikatakan akan terbawa seumur hidup kamera dan kebanyakan tidak dapat diubah atau ditambahkan lagi.
Canon dilengkapi dengan Live View pada layar display dibelakang kamera, sehingga hasil akhir bidikan dapat diketahui sehingga dapat langsung dikoreksi jika hasilnya kurang pas. Sedangkan Sony dan Nikon tidak dilengkapi dengan Live View. Layar display pada keduanya hanya dipergunakan untuk review hasil bidikan.
Kekurangan ini, untuk Sony dan Nikon, membuat kondisi kontra produktif bagi keduanya dan membuat cukup banyak orang meninggalkannya.
Namun dari kekurangannya ini, Sony memberikan fitur dan panduan yang sangat mudah dalam penanganan dan pengaturan untuk mendapatkan hasil bidikan/foto yang sesuai harapan. Sedangkan Nikon demikian pula serta melengkapi dengan fitur trik seperti mode efek miniatur baru yang dapat memberikan foto seperti serasa kota mainan.
Pada Sony panduan tampilan menyediakan fungsi intuitif dan mudah digunakan pada layar menu/laya display yang dapat diaktifkan dan dioperasikan dengan hanya satu tangan menggunakan tombol Fn (Function) dan kontrol untuk mengatur mode Auto Fokus, Metering, AF/area focus, Flash, White Balance, dan D-Rage Optimizer. Semua fitur tersebut terpadu di layar display Panduan Bantuan dan Tampilan Grafis, yang membantu penanganan komplesitas dari kamera DSLR. Paduan Bantuan menawarkan penjelasan yang ringkas dan jelas dari beberapa mode dan pengaturan, sedangkan Tampilan Grafis membantu memahami hubungan antara bukaan diafragma (aperture) dan kecepatan rana (shutter speed) serta masing-masing menghasilkan efek pada hasil foto.,
Ketiga kamera itu didukung dengan system stabilitas gambar untuk meminimalkan efek dari beberapa jenis guncangan kamera. Tetapi hanya Sony yang memutuskan menanam fitur stabilizer didalam kemasan kamera (Optional). Ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi KonicaMinolta dan sekarang menjadi dasar dari semua desain kameranya yang terbaru. Stabiliser Sony dinamakan SteadyShot INSIDE yang dapat bekerja  dengan hampir semua lensa.
Sistem stabilizer pada Nikon, disebut dengan Vibration Reduction, dan pada Canon disebut dengan Image Stabilization adalah berbasis pada lensa yang telah menjadi konsep mereka. Hal ini bukan berarti merupakan hal yang buruk, tetapi stabilizer pada kamera berarti bahwa setiap lensa yang akan dipasang pada kamera kan memberikan hasil gambar yang stabil. Dan perlu diketahui bahwa tidak semua jenis lensa dilengkapi dengan system stabilizer, sehingga untuk kamera Canon dan Nikon, jika menggunakan merek selain produknya harus diperhatikan betul spesifikasi dari lensa tersebut sebelum membelinya, apakah lensa dilengkapi dengan stabilizes atau tidak. Sedangkan pada Sony hal itu dapat diminimalisasi. Untuknya lensa produk Nikon dan Canon sendiri datang dengan dilengkapi dengan stabilizer yang memadai. Namun perlu diingat harga lensa merek Nikon dan Canon relatif lebih tinggi dari produk keluaran Sony.
Sony, satu-satunya yang dilengkapi dengan fitur HDMI terminal yang didukung oleh BRAVIA Sync kompatibilitas. HDMI terminal memberikan pilihan untuk menghubungkan kamera ke HD TV yang kompatibel dan dapat memutar ulang gambar dalam kamera dalam kualitas definisi tinggi yang menakjubkan, tinggal pasang kabel HDMI saja. Selain itu BRAVIA Sync bekerja dengan Sony Bravia HD TV yang kompatibel untuk membiarkan pengontrolan pemutaran kamera menggunakan televisi.

2.      Aspek Handling
Body Canon terbuat dari bahan plastik yang cukup ringan, namun menurut saya terlalu plastik, sehingga kurang nyaman rasanya dan juga kurang mantap dalam genggaman. Sony, juga terbuat dari bahan plastik yang terasa lebih padat, paling ringan untuk meningkatkan protabilitas kamera dengan serangkaian fitur yang terkecil serta layout tombol yang intuitif dan memungkinkan kemudahan pengoperasian tunggal. Nikon juga terbuat dari bahan plastik namun terasa paling mantap didalam genggaman. Sony paling stylist dalam desain body kamera. Namun ketiga kamera ini didesain dan dibangun dengan kualitas yang wajar.
Panel tombol pengatur Canon paling tidak nyaman karena menonjol dari body kamera sehingga mudah tersangkut waktu memasukan atau mengeluarkan kamera dari tas perlengkapan/bag kit. Nikon meletak panel pengatur lebih flat ke body kamera sehingga lebih nyaman waktu memasukan/mengeluarkan kamera dari tas. Sony paling nyaman, selalu suka sesuatu yang lain dari yang lain, panel pengatur diletakan dibagian depan kamera dan muncul hanya setengah lingkaran.
Canon dan Nikon hanya dapat menerima eksternal memori bertipe SD/SDHC, sedangkan Sony karena lahir paling belakang telah mampu menerima eksternal memori bertipe Memory Stick PRO Duo, Memory Stick PRO-HG Duo dan SD/Media. Dalam cangkang eksternal memori Sony terdapat dua slot/dual slot yang satu dapat dimasuki Memory Stick dan satuanya untuk memori SD/SDHC.
Layar display Canon menggunakan antarmuka dengan layar terang, jelas dan kaya dengan ilustrasi singkat, tetapi tidak dilengkapi denga Tampilan Grafis. Layar Nikon menunjukan aperture dan kecepatan secara grafis melingkar, untuk mengakses opsi disebelah kanan dengan cara menekan tombol “?” dibagian belakang kamera.
Pada A230, Sony telah menambahkan fitur baru yang menarik yang membuat pengambilan gambar jauh lebih mudah. Fitur ini bekerja dengan member panduan dalam ikon yang umum untuk pengaturan tertentu yang diinginkan dan dijelaskan secara lebih rinci dan diberikan contoh image/ilustrasi yang sangat membatu para pemula untuk lebih paham dan mencintai photography. Canon memiliki fitur serupa pertama kali pada kamera EOS 500D, tetapi belum dipasang pada EOS 1000D. Nikon telah memiliki fitur mereka sendiri yang telah dipasang pada kamera D3000 yang tidak semudah digunakan oleh Sony tetapi bukan berarti itu sulit.
Live view pada Canon membuatnya lebih mudah digunakan tetapi saying mengatur fitur cukup merepotkan karena harus mengaktifkan pada menu utama kemudian baru mengaturnya ditombol set.

3.      Aspek Kinerja
a.     Exposure
Dengan subyek dalam frame dominan berwarna pucat, Nikon memberikan hasil hasil lebih ringan disbanding dengan dua lainnya, sedangkan Sony menghasilkan yang paling gelap. Itu tidak berarti Canon adalh yang terbaik karena mempunyai resiko yang subyektif tergantung dari interpretasi masing-masing.
Canon tidak baik dengan subyek blacklit karena mempertahankan detail dalam jumlah tertentu di daerah siluet, sembari menjaga area terang kelihatan detail tanpa membakar keluar. Membakar keluar terjadi jika sinar matahari langsung mengenai obyek dalam bingkai saat tidak dilengkapi dengan lensa flare.
Nikon menderita dalam hal subyek blacklit dan memberikan exposure dengan banyak detail dalam bayangan tetapi pada bidang highlight bisa kehilangan detail.
Dengan kata lain Canon memberikan bayangan lebih kuat sementara Sony kurang terang sedikit sedangkan Nikon memiliki warna punchiest seperti lumut hijau.
Sebaliknya Sony mempunyai masalah dengan silhouetting item blacklit dan sebaiknya dalam hal ini menggunakan mode D-Range atau sedikit diisi flash jika subyek tidak terlalu jauh. Sony telah dilengkapi dengan menu D-Range.
Mode reduksi kontras juga tersedia di DSLR lainnya juga. Canon menggunankan mode Light Optimizing  untuk meningkatkan jangkauan dinamis. Nikon D-Lighting dengan mode kompensasi dynamic range. Fitur tersebut pada ketiga kamera ini semua bekerja dengan baik, memberikan eksposure yang lebih seimbang walaupun pilihan semakin kuat jatuh pada Sony yang akan terlihat mirip gambar HDR.
 b.     Metering
Untuk mengukur cahaya, istilahnya metering, kamera memiliki sistem pengukur cahaya (light meter) yang menginformasikan seberapa banyak cahaya yang akan masuk mengenai sensor. Canon satu-satunya yang tidak menggunakan mode spot metering, menggunakan mode Evaluation, Partial dan Centre-weighted. Evaluasi metering adalah metering multi segmen yang membagi gambar dalam ke dalam segmen dan mengambil sebuah pembacaan individu dari setiap bagian. Kemudian menganalisa informasi tersebut sambil mempelajari prioritas terhadap focus point untuk memperikan sebuah koreksi exposure. Partial metering adalah srupa dengan spot metering tetapi digunakan untuk area besar/lebar yang dapat terpengaruh cahaya dari area lain.
Nikon memiliki mode yang mirip dengan Evaluation Metering yang disebut Matrix Metering yang mempunyai fungsi sama. Mode ini merupakan default di D3000 dan memberikan hasil paling seimbang dalam segala hal kecuali pada kondisi pencahayaan yang ekstrem. Nikon juga dilengkapi dengan Center-weighted metering dan spot metering. Center-weighted metering menempatkan prioritas ditengah bingkai dan membubuh keluar ke tepi yang terlihat seperti keluar jika diperbesar sekali. Ini mode yang layak untuk digunakan tapi dapat terkecoh dengan area terang seperti jendela atau lampu.
Mode Multi Metering versi Sony adalah Sony Matrix atau EValuation metering. Hasilnya kadang-kadang muncul sedikit underexposure yang menarik, seperti kedalaman (DoF/Depth of Field) dari foto langit, tetapi mempunyai masalah dengan terlihat sedkit kusam pada bagian yang lain.
c.     Lensa Kit

Perbandingan dilakukan pada lensa standar bawaan kamera dan memiliki rentang maksimum aperture yang sama f/3.5-5.6.
Sony memiliki sedikit kelebihan ketika merilis lensa kit baru dengan Alpha A230 yang menampilkan Smooth Autofocus Mode (SAM). Sony juga memindahkan beberapa motor ke lensa untuk membuat reaksi focus lebih cepat dan lebih tenang. Semua lensa Sony merupakan lensa dengan mulut (mount) plastik dengan ukuran yang nyaris sama sehingga lebih mudah untuk dipakai untuk berbagai jenis/tipe kamera.
Lensa 18 mm dari Canon lebih tajam pada aperture lebar karena memberikan lebih detail, seperti misalnya hasil bidikan pada tulisan pada balok keseimbangan mudah dibaca, dan ini berlanjut sepanjang rentang aperture, meskipun mulai sedikit melemah terhadap pengaturan aperture kecil. f/11 adalah arperture terbaik untuk ketajaman. Tampaknya untuk memberikan ketajamanan terbaik pada penyetelan pada 35 mm dan 55 mm dengan lensa 18 mm memberikan hasil yang lemah.
Lensa kit Nikon juga lebih lembut pada aperture yang lebar tetapi mulai menajam kea rah focal length lagi, ketajaman terbaik ada pada 35 mm, Kinerja bukaan aperture pada semua focal length itu tidaklah istimewa tapi ini dapat ditingkatkan dengan menurunkannya. Ketajaman terbaik pada f/11 sebelum menurun tanjam pada bukaan kecil karena difraksi.
Pola yang sama kira-kira dengan Nikon terjadi pada lensa kit Sony. Lembut pada setelan aperture yang lebar, lebih baik pada 35 mm, dan kemudian mulai melemah lagi pada 55 mm. Ada banyak detail dalam bidang-bidang seperti rerumputan dapat diambil dan lebih detail lagi pada lubang mid-range seperti f/11 dari aperture lebar.
Tidak ada ditorsi terlihat pada setiap pengaturan pada semua dari ketiga lensa kit kamera ini, dan ini merupakan kabar baik, tetapi adanya chromatic aberration yang cukup jelas terjadi pada kontras tinggi tentunya cukup mengganggu.
d.     Focusing / Penyetelan Fokus
Ketiga kamera ini mempunyai mode pemfokusan cepat dan keluhan satu-satunya hanya dengan Sony A230. Mode pemfokusan pada Sony lebih keras dari pada kedua kamera yang lain dan memiliki kecenderungan sporadic untuk berburu focus yang tajam. Dengan kata lain mode pemfokusan dapat dikatakan nakal. Ada juga sedikit gangguan terhadap adanya getaran ringan saat pergeseran fokus sedikit dapat member gangguan, walaupun tidak mempengaruhi gambar.
Canon menawarkan titik fokus paling sedikit yaitu sebanyak 7 titik fokus, sementara pada Sony menawarkan Sembilan titik fokus dan pada Nikon sebelas titik fokus. Pemilihan titik fokus manual AF bisa dilakukan pada Canon dengan menggunakan tombol di bahu kanan bagian atas, sedangkan Sony dan Nikon menempatkannya dalam menu fungsi.
Nikon telah memasang empat tipe fokus, tidak termasuk tipe manual. Untuk tipe D3000 terpasang tipe fokus yang masing-masing disebut single point,  dynamic-area AF, auto area AF dan 3D tracking dan semua bekerja dengan baik termasuk 3D Tracking yang akan memberikan fokus pada subyek dan kesebelas titik fokus dapat melakukan tracking subyek untuk memastikan fokus dapat tertangkap.
Sony menawarkan beberapa tipe fokus, seperti area fokus lebar (wide focus area), spot, local dan predictive. Ini semua hampir sama dengan yang ditawarkan pada Canon dan Nikon hanya berbeda penamaannya. Salah satu fitur tambahan yang menarik yang ditawarkan Sony adalah Eye Start AF yang menggunakan dua sensor yang berada dibawah view finder (lubang bidik/lubang intip), yang akan memberi respon pemfokusan otomatis jika mata kita berada di lubang bidik.
Canon dengan tujuh titik fokus juga berkerja dengan baik dan pada EOS 1000D Canon memberikan bonus fitur tambahan untuk dapat memanipulasi area fokus di Live View (papan display). Kamera juga akan melakukan pengukuran dan dapat dilihat langsung pada papan display sehingga kita tahu hasil yang akan diperoleh sebelum memotret.
e.     Warna dan Ketajaman
Ketiga kamera dapat merekam dengan sangat baik dan menghasilkan gambar yang tajam. Sony telah berhasil mencatat hasil dengan tingkat detail yang baik dan memberikan respon warna mirip Canon dengan merah yang berani dan warna daging segar yang tidak terlalu pink. Landskap warna, seperti biru dan hijau adalah saturasi dan warna abu-abu adalah baik dan seimbang.
Warna Canon mirip saturasi pada Sony meskipun menurut saya warna orange terekam lebih baik. Tone daging masing seimbang dan Canon menghasilkan warna pastel yang lebih bagus.
Nikon sedikit lebih saturasi pada warna ungu. Tone hangat seperti merah dan kuning bisa lebih terdistorsi pada Nikon dengan tone merah kuning yang terlalu hangat dan tone merah tua bisa berubah menjadi lebih ungu.
f.      Noise
Baik Canon dan Nikon memiliki sensitifitas dari ISO100 sampai ISO1600. Sementara Nikon memiliki opsi ekspansi ke ISO 3200 walaupun ini bukan merupakan konfigurasi benar karena tidak sesuai benar menjadi ISO standar. Berbeda dengan Sony yang memiliki pengaturan yang sebenarnya sampai ISO 3200.Hal ini membantu untuk pengambilan gambar dalam situasi gelap meskipun lebih banyak noise akan ditunjukan pada setelan ini.
Sony memberikan hasil yang terbaik dengan Nikon membuntutinya.
Noise dikendalikan dengan baik pada Canon dengan kondisi bermasalah hanya benar-benar muncul di area yang lebih gelap pada setelan ISO 800 dan pada ISO1600 dapat diterima pada titik ini dengan langkah tambahan yang mungkin bisa digunakan untuk melaluinya. Sony menawarkan kontrol noise yang terbaik dari tiga kamera ini.
Canon telah memasangan reduksi noise yang baik untuk pemotretan sensitifitas tinggi dan exposure yang panjang. Tidak banyak perbedaan dalam exposure cepat dari Canon dengan dan tanpa noise dan pada pilihan kecepatan tinggi di ISO 1600 telah keluar dengan halus tapi terdapat pengorbanan pada detail halus.
Dalam pengontrolan cahaya. Canon memberikan hasil yang sangat baik sampai pada kisaran ISO 800 dimana noise warna mulai menyerang wilayah abu-abu yang semakin kelihatan. Nikon memiliki masalah yang sama dengan noise saat menekati setelan ISO 800 dan semakin nyata bertambah parah pada ISO 1600. Disisi lain, Sony telah mampu memproduksi serangkaian gambar dengan noise hanya disekitaran ISO 1600 tetapi semakin terkontrol sampai pada ISO 3200.
g.     White Balance
Sejumlah mode preset white balance telah dimasukkan dalam setiap kamera meskipun mereka berbeda dari model ke model. Mereka semua memiliki pengaturan otomatis dan mode sederhana seperti siang hari, fluorescent, tungsten (meskipun Nikon menyebutnya pijar/incandescent), flash dan mode kustom untuk mengatur kamera secara manual jika menon-aktifkan mode preset.
Ini muncul dan hilang pada masing-masing kamera dimana kadang-kadang mereka akan bekerja lebih baik di mode auto dan kadang-kadang lebih baik di mode preset.
Pengaturan pendar/fluorescent Canon berkinerja sangat baik dengan pengaturan otomatis, sedangkan Nikon memberikan warna lebih kehijauan dan Sony memberi warna pink. Setting fluorescent pada menu white balance permasalahan ini telah diurutkan dan ini merupakan alasan dengan membuat beberapa mode preset.
Pada ketiga kamera ini, mode auto/preset bekerja dengan baik pada siang hari dan kondisi teduh, meskipun gambar yang dihasilkan Sony terlihat lebih baik dengan menghidupkan pengaturan keteduhan, mereka kelihatan lebih hangat dan ramah.
Cahaya tungsten memiliki pengaruh yang kuat pada gambar yang dihasilkan, dan ketiga kamera ini menderitas dalam mode pengaturan otomatis meskipun Sony telah berupaya yang terbaik dari ketiganya dan Nikon mengalami kondisi yang paling menderita. Pengalihan ke pengaturan tungsten cukup banyak membantu tetapi Sony masih memberikan hasil yang paling seimbang. Dibawah ini merupakan hasil uji white balance fluorescent penyetelan automatis (Sumber gambar : www.ephotozine.com). 

Sony telah menambah sedikit menu white balance dengan memberikan tiga atau empat variasi pada masing-masing settingan. Sony juga telah memindahkan white balance ke fungsi menu, yang biasanya tidak dilakukan, dan ide itu menurut saya merupakan bagian penting dari fotografi digital.
h.     Mode Lampu Kilat Terintegrasi
Sebagai DSLR, ketiga kamera ini dilengkapi built-in lampu kilat dan hotshoe untuk lampu kilat eksternal. Khusus untuk Sony, setelah Sony mengakuisisi KonicaMinolta, mereka malah terbalik membawa hotshoe Minolta ke semua Kamera Sony.
Canon telah menempatkan banyak fungsi flash ke menu utama tapi EOS 1000D memungkinkan untuk menambah fungsi-fungsi lanjutan, seperti kompensasi flash dan memicu lampu kilat pada bidikan pertama atau kedua. Nikon juga dilengkapi fitur yang mirip dengan Canon dengan pengecualian pada Nikon dalam menu fungsi diaktifkan dengan menekan symbol kaca pembesar di bagian belakang kamera.
Nikon telah menempatkan flash yang baik pada D3000 dengan sejumlah 19 panduan di ISO100. Canon memiliki sejumlah panduan yang lebih sedikit (13) pada ISO100 sementara Sony memiliki sejumlah panduan yang lebih sedikit (10) di ISO100. Ini berarti Nikon akan lebih mampu menerangi subyek lebih merata dari jarak jauh dibandingkan dengan kedua kamera lainnya.
i.      Daya Tahan Operasional Baterai
Semua kamera telah dilengkapi dengan baterai Ion-Lithium yang tahan lama. Sony telah melengkapi dengan teknologi Info Lithium yang tidak hanya menunjukkan jumlah daya pada baterai, tetapi memberikan bacaan dalam persentase.
Namun, semua baterai itu bukan baterai terbaik dalam hal kinerja seperti yang terjadi dimana baterai sudah terkuras setengah dari kapasitasnya pada akhir pengujian dengan sekitar 200 gambar yang diambil pada setiap kamera.
Canon memiliki kapasitas tersisa sedikit lebih walaupun digunakan untuk Live View sehingga baterai Canon menunjukkan kinerja yang lebih baik, namun Nikon masih memiliki ikon baterai penuh yang dengan bangga masih bersinar dari layar.
Kesimpulan, dalam hal daya tahan operasional, baterai Nikon merupakan yang terbaik, disusul Canon dan Sony.

4.     Aspek Harga Kamera dan Perlengkapannya
Aspek harga kamera dan perlengkapannya tentu merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih untuk membeli satu diantara kamera DSLR berjenis new entry ini.
Untuk membandingkan harga kamera ini, didasarkan harga dari satu toko kamera di kota Malang pada bulan September 2010 (nama took nggak perlu disebutkan), sebagai berikut :
a.     Harga Kamera
Harga kamera dalam hal ini adalah harga body kamera plus lensa standar (18-55mm zoom lens) :
-       Sony α A230     :     Rp. 3.400.000,00
-       Canon 1000D  :     Rp. 4.278.000,00
-       Nikon D3000    :     Rp. 4.490.000,00
b.     Harga Lensa dan Asesoris
Harga lensa untuk Prime Lens, harga yang ditawarkan Sony rata-rata paling tinggi dari ketiga kamera ini, Canon terendah dan diikuti oleh Nikon. Untuk Macro Lens harga yang ditawarkan Nikon rata-rata paling tinggi, Canon terendah dan diikuti oleh Sony. Sedangkan untuk jenis Zoom Lens, Nikon memberikan penawaran harga tertinggi, Sony terendah dan diikuti oleh Canon.
Harga dari External Flash, Nikon menawarkan harga tertinggi, dan Canon terendah dan diikuti oleh Sony. Sedangkan harga baterai, Sony menawarkan harga tertinggi, sedangkan Canon dan Nikon lebih rendah yang tidak berbeda jauh.
Kesimpulan dari Harga Lensa Asesoris adalah Canon terendah diikuti Nikon dan Sony adalah tertinggi.
5.     Penilaian Aspek

Secara ringkas, kelebihan dan kekurangan dari masing-nmasing kamera ini adalah sebagai berikut : 
 Hasil penilaian dari keempat aspek diatas adalah sebagai berikut :
 
 Saya sendiri memilih Sony A230 dengan adalah warna yang ramah atau tidak terlalu mencolok, mudah penanganannya/handling yang mudah, subyek dan obyek yang cenderung panorama atau mikro sekalian dan cukup banyak lensa merek lain yang kompatibel dengan harga lebih murah serta harga kamera sendiri yang cukup terjangkau. Nah, sekarang bagaimana dengan anda … apa yang anda ingin capai dalam pemotretan? … Kemudian tentukan pilihan. 
Sekian. Selamat mencoba. Barangkali ada yang ingin mendownload posting ini silahkan klik disini, gratis ...

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah bgus banget pak reviewnya, lengkap, tapi saya kok masih bingung ya, saya cenderung nikon, canon, sony. tapi badget baru bisa nyampe sony. nikon bagus tapi terlalu mahal, antara canon dan sony katanya sony mahal sparepartnya, 3,8 jt dapet canon apa 4,3 juta dapet sony double lens.
Semoga review bapak mantepin saya di sony a230nya, makasih pak infonya

Anonim mengatakan...

Sony murah pak.. nggak percaya?
Dengan beli Kamera Sony, anda otomatis tergabung di komunitas Alpharian.
Silakan cek www.alpharian.com, daftarkan diri Anda di sana dan temukan ribuan penjual lensa Minolta murah di sana..

Unknown mengatakan...

keren gan,,,
'thanks info nya gan ,,,
Harga dan Spesifikasi Kamera Sony terbaru

Unknown mengatakan...

Love sony a230.

Unknown mengatakan...

Review Yang Lengkap
Didasari Juga Dengan Riset, MANTAP!!! THANKS YA

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Komentar anda sangat kami hargai. Isikan pendapat anda tentang tulisan ini di bawah ini ...