Selasa, 11 Januari 2011

Kunci Sukses Pengendalian Hama Tikus Petani Pulau Lombok



Hama tikus merupakan salah satu jenis hama yang menjadi penyebab utama petani gagal  panen di Indonesia.  Tikus mempunyai kemampuan berkembang-biak yang sangat luar biasa, sehingga banyak sekali kawasan pertanian di seluruh Indonesia mengalami serangan hama ini dan menjadi momok bagi petani.
Hama tikus dapat tumbuh subur berbiak pada kawasan pertanian yang menerapkan 2x musim tanam atau lebih. Kondisi 2x musim tanam seolah memberikan pasokan dan stok pangan yang tidak terputus untuk modal berbiaknya hama tikus dengan pesat.
Banyak metode yang telah diupayakan Pemerintah, melalui Dinas Pertanian (Dep. Pertanian), dan masyarakat petani untuk mengendalikan dan mencegah terjadi wabah serangan hama tikus, mulai dari metode pengasapan, pemutusan daur pangan tikus, pembersihan benda-benda yang dapat menjadi sarang tikus di kawasan pertanian dan sekitarnya, pembantaian massal, membuat jebakan-jebakan tikus dan sebagainya. Namun upaya –upaya tersebut kurang membuahkan hasil yang memuaskan dan wabah serangan hama tikus masih terus berlanjut.

Mengingat rentannya petani di Indonesia (dari aspek pendapatan keluarga petani tentunya) terhadap gagal panen, khususnya akibat serangan hama tikus, maka patut rasanya untuk menyebarkan metode atau cara pemberantasan hama yang selama ini terbukti berhasil dalam upaya pengendalian wabah serangan hama tikus di kawasan pertanian Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat, dengan maksud dapat menjadi wacana, masukan dan dapat diaplikasi untuk daerah atau kawasan pertanian dilain daerah di Indonesia, yang dapat disampaikan dan disebarluaskan atau mungkin disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing untuk dan oleh petani, GP3A/P3A Penyuluh Pertanian dan pemerhati petani, sehingga kejadian gagal panen akibat serangan hama tikus dapat diminimalkan. 
Metode ini saya tangkap dalam suatu wawancara atau tatap muka dengan Ketua GP3A Pengga Gebong dan Ketua GP3A Pengga Kiri dalam suatu kesempatan. Metode ini cukup mudah dan murah untuk diterapkan petani tetapi sangat efektif dalam upaya pengendalian hama tikus. Bagaimana hal itu dilakukan?
Ada beberapa kunci sukses  yang dapat digaris-bawahi :
1.        Pemberantasan hama tikus dengan penangkapan dan pemusnahan
Pemberantasan hama tikus dilakukan dengan cara penangkapan dan pemusnahan tikus. Hal ini memang seharusnya begitu, tetapi cara atau metode petani Lombok, cukup berbeda, simpel/sederhana, mudah dan murah serta efektif. Dan ini yang merupakan inti dari artikel ini. Caranya adalah sebagai berikut :
a.        Penangkapan tikus
Penangkapan tikus dilakukan pada sarang-sarang tikus yang bertebaran di lahan pertanian dengan menggunakan peralatan sederhana, yaitu batang bambu yang diberi perangkap berupa karung di salah ujungnya (lihat) gambar.
Batang bambu dipilih yang lurus dengan panjang 1,00 – 1,50 m tergantung kondisi sarang tikus, batas ruas-ruas bambu dirusak sehingga menjadi seperti pipa panjang. Diameter dalam bambu antara 2 inch. – 3 inch. Ujung bambu yang tidak diberi perangkap karung dibuat agak runcing gunanya untuk mempermudah memasukan batang bambu kedalam sarang tikus.
Karung (plastik atau goni) diikat dengan kawat atau tali plastik pada ujung bambu.
Bagian ujung bambu yang runcing dimasukkan kedalam lubang sarang tikus dan dibiarkan beberapa saat sambil dikocok-kocok agar tikus-tikus takut dan keluar sarang.
Segera setelah dirasakan para tikus sudah keluar dan masuk perangkap karung harus dibunuh dengan cara memukul-mukul karung agar karung tidak dirusak oleh tikus sehingga tikus tidak dapat melarikan diri lagi.
b.     Pembongkaran pematang
Pembongkaran pematang dilakukan untuk mencari, menangkap dan memusnahkan bayi-bayi tikus yang belum melarikan diri.
2.      Ronda atau Pemeriksaan Rutin
Secara rutin petani dan kelompok petani melakukan ronda atau inspeksi untuk memeriksa keberadaan sarang tikus. Ronda ini dilakukan setelah petani selesai melakukan kegiatan budidaya pertanian seperti pengairan, pembersihan rumput, pemupukan dan lain-lain, pada pagi hari atau sore hari tergantung ketersediaan waktu.
Jika ditemukan sarang tikus, petani secara sendiri-sendiri atau bersama kelompok, segera akan melakukan upaya penangkapan tikus, dengan cara seperti pada poin 1.
Hal ini dilakukan secara rutin seluruh kawasan pertanian, sehingga keberadaan hama tikus dapat diminimalisir dan tidak berkembang-biak dalam jumlah yang dapat menyebabkan gagal panen/wabah.
3.        Pembersihan sisa-sisa limbah pertanian
Sebagai tindakan pencegahan, para petani tidak membiarkan sisa limbah pertanian, seperti jerami, kulit kacang/kedelai dll., terkumpul dan dibiarkan terlalu lama dilahan pertanian. Limbah pertanian tersebut, jika tidak dipakai untuk makanan ternak, oleh petani segera diolah sebagai pupuk organik (pupuk hijau) dengan mencampur atau menyiram dengan cairan yang mengandung bakteri pengurangi semacam stereococcus, EM4 dan lain-lain. Dan dalam jangka waktu 7 – 10 hari akan ditebar ke lahan pertanian dan dicampur/diaduk saat pengolahan tanah (persiapan lahan/LP).
Keuntungan dari pengolahan limbah pertanian adalah kehilangnya media sarang tikus dan terciptanya pupuk organik yang dapat menekan pemakaian pupuk buatan dan memperbaiki tanah di lahan pertanian.
Jadi kata kunci untuk pengendalian hama tikus adalah :
1.    Pemberantasan segera setelah diketahui atau ditemukan sarang tikus.
2.    Secara rutin dilakukan pemeriksaan keberadaan sarang tikus atau serangan tikus.
3.    Kekompakan para petani dalam upaya pengendalian/pemberantasan hama tikus.
4.    Tidak membiarkan tikus berkesempatan berkembang-biak.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Komentar anda sangat kami hargai. Isikan pendapat anda tentang tulisan ini di bawah ini ...